Minggu, 19 Juni 2011

~** Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan **~



Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. 
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau 
ia berada di rumah hantu.
Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani 
keputusannya? 
Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi 
dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya. 



Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya 
membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." 
Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi." 

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka.
Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik." 

- - -

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan... 

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. 
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan 
dan tidak nyata... 

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan. 

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan. 

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.**

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Phie2ana mengatakan...
    Posting ini telah dihapus oleh penulisnya.
    20 Juni 2011 04:14
    ko' di apus nduk,, heheheee..
    kata Kang Uje mah : ketika Cinta itu membuat kita dekat Kepada Allah, lanjutkan, n sebaliknya tinggalkan... hmhmmm

    BalasHapus
  3. looo kok ilang yaa komen nya.. hmmm aneehh!
    web nya yg error ap ane nya gaptek yak??? agagag..
    payaahh.. skolah di tekhnologi tp gaptek. ckckckk :D

    BalasHapus